Pages

28/05/11

Peranan UKM di Indonesia

        Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian bangsa pada saat dilanda krisis ekonomi tahun 1997, kata Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI), Suryo B.Sulisto,MBA.

        "UKM lah yang justru dapat tetap survive dan bertahan sedangkan perusahaan - perusahaan besar yang begitu luar biasanya mendapat dukungan dari pemerintah masa lalu ternyata tidak mampu menghadapi krisis bahkan banyak yang collapse dan berguguran," katanya pada Musyawarah Daerah VI HIPPI Propinsi Jateng di Hotel Pandanaran, Semarang, Sabtu.

            Kebijakan pemerintah dewasa ini telah cukup menunjukkan keberpihakan pada usaha kecil dan menengah. Banyak sudah upaya dan langkah-langkah pemerintah menyangkut pemberdayaan pada usaha kecil dan menengah dalam lima tahun terakhir ini, katanya.

              "Namun kiranya perlu kita bertanya sudah sejauh manakah langkah-langkah dan upaya-upaya pemerintah tersebut telah memperlihatkan hasil yang nyata didalam membawa dan menempatkan UKM kita pada taraf yang mapan, sehat dan kuat? juga, sampai sejauh manakah sudah dicapai tingkat daya saing UKM kita di dalam percaturan perekonomian di tingkat nasional, regional maupun global?," katanya.

                Menurut dia, sungguh sangat ironis, bahwa perusahaan konglomerat di masa itu yang diberi hak monopoli ternyata mereka pun terbukti kropos dan amburadul sehingga harus mendapatkan bantuan untuk dapat bertahan dan suvive kembali.

              "Adalah fakta yang kita semua ketahui bahwa ratusan trilyun harus ditanggung rakyat untuk menyelamatkan bank-bank swasta yang saat inipun masih membebani APBN kita untuk pembayaran bunga bond rekap mereka," katanya. Ia menambahkan, kebijakan pemerintah untuk berpihak kepada UKM itu merupakan langkah yang sangat tepat guna membangkitkan perekonomian bangsa dan negara.

                 Ia menjelaskan, di negara-negara majupun, baik di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, UKM lah yang menjadi pilar utama perekonomian negara. Keadaan itu hanya mungkin terjadi karena pemerintahan daripada negara-negara tersebut mempunyai kebijakan yang mendukung terciptanya kondisi dimana usaha kecil menengah mereka menjadi sangat sehat dan kuat.

                 "Kebijakan yang kami maksudkan adalah tidak saja yang berkenaan dengan masalah akses permodalan atau pendanaan, tetapi juga dukungan pada akses pasar, dukungan pendidikan dan pelatihan, serta dukungan untuk mendapatkan teknologi yang tepat guna," ujarnya. Ia menegaskan, sebagai usaha kecil yang ikut didalam pembangunan perekonomian bangsa, UKM harus menjalin kerjasama bisnis secara profesional, bersih, transparan dan bertanggung jawab dengan pemerintah daerah, pusat maupun negara luar .

            Oleh karena itu sebagai pengusaha dan juga anggota HIPPI diharapkan untuk tidak terlibat dalam praktek-praktek yang tidak terpuji seperti penyelundupan, penjarahan hutan, penggelapan pajak dan lain sebagainya, lanjut dia.

                 Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor  tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan  dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua  departemen:
1.Departemen Perindustrian dan Perdagangan;
2. Departemen Koperasi dan UKM.

        Namun demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum  memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan  UKM sangat kecil dibandingkan  dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha  besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit  saja yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir  disemua sektor, antara lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.

              Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis  untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.

         Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada tahun 1996 data Biro Pusat Statistik menunjukkan jumlah UKM = 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9%), sektor industri pengolahan = 2,7 juga (6,9 %), sektor perdagangan, rumah makan dan hotel = 9,5 juta  (24%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional (BPS, 1998). Nilai ini jauh tertinggal  bila dibandingkan  ekspor  usaha kecil negaranegara lain, seperti Taiwan (65 %), Cina 50 %), Vietnam (20 %), Hongkong (17 %), dan Singapura (17 %). Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti antara lain: perijinan, teknologi, struktur, manajemen, pelatihan dan pembiayaan.

11/05/11

Indeks Kemiskinan Daerah-Daerah di Indonesia

Dalam indeks kemiskinan terdapat dua istilah yaitu P1 dan P2. P1 merupakan indeks kedalaman keiskinan dan P2 adalah indeks keparahan kemiskinan. P1 dan P2 memiliki nilai yang berbeda. P2 memiliki nilai yang lebih rendah dibanding P1.
Setiap daerah di Indonesia memiliki indeks kemiskinan yang berbeda setiap tahunnya, itu semua disebab kan karena beberapa hal. Berikut yang merupakan penyebab kemiskinan di dunia:

  1. Tingkat pendidikan yang rendah
  2. Produktivitas tenaga kerja rendah
  3. tingkat upah yang rencah
  4. distribusi pendapatan yang timpang
  5. kesempatan kerja yang kurang
  6. kualitas sumberdaya alam masih rendah
  7. penggunaan teknologi masih kurang
  8. etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
  9. kultur/budaya (tradisi)
  10. politik yang belum stabil

Kali ini saya akan membahas mengenai indeks kemiskinan di daerah Nangroe Aceh Darussalam.  Setiap tahunnya Nangroe Aceh Darussalam mengalami kenaikan dan juga penurunan indeks kemiskinan.
Berikut merupakan data Indeks Kemiskinan D.I. Aceh:
Penyebab kemiskinan di D.I. Nangroe Aceh Darussalam:
  1. Pemerintah hanya memperhatikan tingkat pertumbuhan pembangunan, kesejahteraan pegawai, dan infrastruktur-infrastruktur lainnya di perkotaan.
  2. Konflik yang terjadi selama 30 tahun di Aceh menyebabkan sebagian masyarakat di pedesaan masih merasa takut akan terjadinya kekerasan pada saat konflik tersebut.
  3. Buruknya pemerintahan dapat menjadi salah satu akibat tingginya kemiskinan di Aceh Utara. Pendidikan masih dianggap sesuatu yang tidak penting bagi mereka.
  4.  Pemerintah juga kurang melestarikan suatu daerah yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata alam.
  5. Masyarakat pedesaan juga bersifat homogen, dalam pengertian kesamaan nilai-nilai kebudayaan dan tingkah laku antar sesama penduduk desa.
Usaha pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di D.I. Nangroe Aceh Darussalam:
  1. Memperbaiki program perlindungan sosial;
  2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar;
  3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin; serta
  4. Menciptakan pembangunan yang inklusif.

Sumber data:
·         Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia