Pages

10/10/10

Manusia dan Kebudayaan

  1. Pengertian Manusia
1.      Manusia dari segi ilmu eksakta,
a.      Ilmu Kimia
Manusia dipandang sebagai sekumpulan partikel-partikel yang membentuk suatu jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia
b.      Ilmu Fisika
Manusia merupakan kumpula dari berbagai sistem fisik yang saling terikat satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi
c.       Ilmu Biologi
Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan makhluk mamalia
2.      Manusia dari segi ilmu sosial,
a.      Ilmu ekonomi
Manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicu
b.      Sosiologi
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak daatberdiri sendiri (membutuhkan orang lain)
c.       Politik
Manusia ialah makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
d.      Filsafat
Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dering disebut dengan homo humanus
Dari definisi di atas, manusia selain dapat di artikan dari beberapa segi, manusia juga mempunyai banyak kepentingan.
  1. Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Unsur-unsur yang membangun manusia terbagi menjadi dua pandangan
1.      Manusia terdiri dari empat unsur yang terkait
a.       Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak dari luar, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat, yaitu mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c.       Ru, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d.      Nafas, yatu kesadaran tentang diri snedir
2.      Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur
a.       Id, merupakan kepribadian paing primitif dan paling tidak nampak. Idjuga meruoakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Tidak berhubungan dengan lingkungan luar dir, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan lingkungan luar. Proses pemenuhan kebutuhannya dilakukan secara tidak langsung yang disebut sebagai proses primer. Obyek nyatanya ditentukan oeh tahap psikoseksual dari perkembangan individual.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, sering disebut kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego berlangsung pada usia satu dan dua tahun. Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego sadar akan tuntutan lingkungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek-obyek dilakukan dengan cara yang dalam lingkungan sosial yang dapat diterima yang disebut dengan proses sekunder.
c.       Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Berkembang secara internal dalam diri individu, terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dari aspek moral tingkah laku diwakili atau ditunjukan dengan supernego.
  1. Hakekat Manusia
a.      Makhluk ciptaan Tuhan yag terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkret tetapi tidak abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan. Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap, tetapi tidak dengan jiwanya. Jiwanya lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
b.      Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal, manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu inderawi dan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya:
1)      Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2)      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3)      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4)      Perasaan diri, yaitu berkenaan dengan harga diri karena adanya kelebihan dibanding yang lain.
5)      Perasaan sosial, yaitu berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6)      Perasaan religius, yaitu berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c.       Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikoogi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya dan sebagainya.  Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard memandang manusia dalam korteks kehidupan konkrit yaitu makhluk yang terkait dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebsa dan dipertanggung jawabkan.
Semakin dekat manusia dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jaui ia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap T uhan semakin bermakna pula kehidupannya dan akan terungkap pula kenyataan individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabat tinggi.
  1. Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya merupakan kesatuan yang sama.
Dari sisi lain, hubunga antara manusia dengan kebudayaan dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan dengan dialektis. Proses dialektis tersebut tercipta melalui 3 tahap, yaitu:
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivitasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.      Internalisai, yaitu proses dimana masyarakta disergap kembali oleh manusia.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat berasal dari manusia, maka iya akan terasing atau teralinasi.
Manusia dan kebudayaan atau manusia dan masyarakat, olehkarena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

0 komentar:

Posting Komentar